IKLAN 2

Monday, August 15, 2016

FUNGSI DAN MACAM-MACAM KLAKSON

Klakson
Klakson berfungsi untuk : memberi tanda/isyarat dengan bunyi. Sedangkan bunyi itu timbul karena adanya getaran.
Agar klakson dapat didengar dengan baik dan sesuai dengan peraturan, maka klakson harus mempunyai frekuensi getaran antara 1800 – 3550 Hz.
Pada umumnya klakson dapat dibagi dalam beberapa macam antara lain :
  • Klakson listrik :
    • Arus bolak-balik (AC)
    • Arus searah (DC)
  • Klakson udara
    • Dengan kompresor listrik
    • Memakai katup elektro pneumatis (dengan kompresor rem angin)


    • Klakson listrik dengan arus bolak-balik (AC)



Pada magnet listrik akan terjadi pergantian kutub-kutub utara dan selatan sesuai dengan frekuensi listrik, akibatnya membran bergetar.
Klakson ini dipakai pada kendaraan-kendaraan jenis kecil dengan pembangkit listrik memakai dinamo AC, tanpa.
Kerugian klakson ini frekuensi klakson turun bila putaran motor turun, karena frekuensi listrik tergantung dari putaran motor.
  • Klakson listrik arus searah (DC)

Klakson ini ada dua macam :
  • model piringan
     

Klakson piringan tidak memakai corong resionansi. Tapi menggunakan plat resonansi agar suara lebih harmonis
Jenis klakson ini merupakan perlengkapan standar pada setiap kendaraan baru

  • model siput (spiral)
    Memakai corong resonansi agar suara lebih harmonis



  • Prinsip dasar klakson listrik DC (Palu Wagner)




              • Dalam klakson listrik DC, kita perlukan kotak pemutus dan pegas plat agar membran dapat bergetar
              • Bila kontak (3) tertutup arus mengalir ke magnet listrik(1), membran akan tertarik ke arah magnet listrik
              • Jangkar akan membuka kontak pemutus

Klakson listrik piringan




  1. Plat Resonansi
  2. Membran
  3. Jangkar
  4. Magnet listrik
  5. Pegas

  1. Baut pengikat
  2. Kontak pemutus
  3. Kondensator
  4. Mur penyetel kontak
  5. Baut penyetel kontak

Cara kerja
Bila kontak pemutus menutup, magnet listrik menarik jangkar dan membran, gerakan jangkar akan membuka kembali kontak-kontak pemutus, kemagnetan hilang, jangkar kembali pada posisi semula akibat dorongan pegas plat.
Kondensator gunanya menghilangkan percikan api pada kontak pemutus. Baut penyetel berfungsi untuk menyetel kerenggangan kontak pemutus dengan jangkar.
Klakson listrik model siput (spiral)



  1. Plat dudukan magnet listrik
  2. Membran
  3. Magnet listrik
  4. Jangkar
  5. Mur pengikat

  1. Kontak pemutus
  2. Kondensator
  3. Baut penyetel kontak
  4. Corong resonansi

Perbedaan dengan model piringan hanya corong resonansi dan suara yang dihasilkan.
  • Pada model piringan suara yang terdengar akan lebih jauh dan lurus ke depan
  • Pada model siput suara akan terdengar lebih menyebar
  • Panjang corong resonansi pada model siput harus disesuaikan dengan frekuensi yang biasanya lebih rendah dari model piringan
Klakson udara

Untuk menimbulkan suara pada klakson udara kita perlukan sistem udara tekan, yang diperoleh dari kompresor listrik atau katup elektro pneumatis (kompresor rem angin)

  • Dengan kompresor listrik



Motor listrik D akan menggerakkan kompresor E dan menghasilkan udara tekan. Relai B akan memberikan arus listrik pada motor listrik bila sakelar klakson C digunakan.
Agar klakson dapat bekerja lebih cepat, maka penempatan motor listrik harus lebih dekat dengan klakson
Apa sebabnya ?
Dengan slang/pipa yang lebih panjang, maka udara akan lebih lama sampai ke klakson, dibandingkan dengan slang/pipa yang pendek
  • Dengan katup relai elektro pneumatis (kompresor rem angin


A = Klakson
B = Katub relai elektro pneumatis
C = Sakelar klakson
D = Baterai
E = Tangki udara tekan
F = Kompresor


Klakson udara dengan sistem ini banyak dipakai pada kendaraan besar yang memakai sistem rem angin
    • Kompresor (F) yang digerakkan oleh tenaga motor kendaraan itu sendiri mengisi tangki udara tekan(E).
    • Bila sakelar klakson (C) dihubungkan, maka katup relai elektro pneumatis (B) akan membuka saluran udara ke klakson.
    • Udara tekan akan menggerakkan plat getar hingga klakson berbunyi.